Dampak Nilai Tukar Rupiah Pada Industri Makanan Dan Minuman
NAMA : ARIFIN DARNOTOPUTRA ( 3IB04 )
NPM : 10417956
DAMPAK NILAI TUKAR RUPIAH PADA SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yaitu dolar mengalami kondisi yang buruk atau bisa dikatakan cukup mengkhawatirkan karena pada bulan November 2019 nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar Rp 14.088,00
angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada bulan April 2018 yang pada saat itu nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 14.000
Data grafik tersebut diambil pada situs kurs dollar.net berdasarkan data real time dan trend. Nilai tukar rupiah yang melemah dinilai dapat menekan industri makanan dan minuman dalam negeri. Sebab meningkatnya dolar Amerika Serikat akan berpengaruh ke beberapa komponen dan bahan baku yang kerap diimpor dari luar negeri. neraca ekspor-impor industri makanan dan minuman pada 2017 defisit sebesar US$ 1,3 miliar, meski secara keseluruhan masih positif karena kontribusi sawit.
Adapun, ekspor dapat didorong dengan pemerintah memberikan dukungan bunga pinjaman, terutama ke pasar Asia. Saat ini banyak industri makanan dan minuman lokal yang telah masuk ke pasar India, China, Filipina, dan Jepang. Pemerintah dalam hal ini harus melakukan berbagai macam upaya seperti melakukan perjanjian dagang dengan berbagai negara agar industri makanan dan minuman lokal bisa mendapatkan keringanan bea masuk, salah satunya dapat dilakukan dengan cara barter komoditas dan investasi hal ini dapat menekan kenaikan harga jual makanan dan minuman agar tidak terus melonjak.
https://katadata.co.id/berita/2018/04/24/pelemahan-rupiah-menekan-industri-makanan-dan-minuman
https://kursdollar.net
http://ppid.baubaukota.go.id/detailpost/laporan-perkembangan-harga-barang-kebutuhan-pokok-bulan-januari-2018-minggu-iii
NAMA : ARIFIN DARNOTOPUTRA ( 3IB04 )
NPM : 10417956
DAMPAK NILAI TUKAR RUPIAH PADA SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yaitu dolar mengalami kondisi yang buruk atau bisa dikatakan cukup mengkhawatirkan karena pada bulan November 2019 nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar Rp 14.088,00
angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada bulan April 2018 yang pada saat itu nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 14.000
Data grafik tersebut diambil pada situs kurs dollar.net berdasarkan data real time dan trend. Nilai tukar rupiah yang melemah dinilai dapat menekan industri makanan dan minuman dalam negeri. Sebab meningkatnya dolar Amerika Serikat akan berpengaruh ke beberapa komponen dan bahan baku yang kerap diimpor dari luar negeri. neraca ekspor-impor industri makanan dan minuman pada 2017 defisit sebesar US$ 1,3 miliar, meski secara keseluruhan masih positif karena kontribusi sawit.
Adapun, ekspor dapat didorong dengan pemerintah memberikan dukungan bunga pinjaman, terutama ke pasar Asia. Saat ini banyak industri makanan dan minuman lokal yang telah masuk ke pasar India, China, Filipina, dan Jepang. Pemerintah dalam hal ini harus melakukan berbagai macam upaya seperti melakukan perjanjian dagang dengan berbagai negara agar industri makanan dan minuman lokal bisa mendapatkan keringanan bea masuk, salah satunya dapat dilakukan dengan cara barter komoditas dan investasi hal ini dapat menekan kenaikan harga jual makanan dan minuman agar tidak terus melonjak.
https://katadata.co.id/berita/2018/04/24/pelemahan-rupiah-menekan-industri-makanan-dan-minuman
https://kursdollar.net
http://ppid.baubaukota.go.id/detailpost/laporan-perkembangan-harga-barang-kebutuhan-pokok-bulan-januari-2018-minggu-iii
Komentar
Posting Komentar